Dilema terus.....kenapa yah??? Mungkin karena terlalu banyak yang aku pikirkan, tapi entahlah. Nggak salah kan kalau kita membayangkan apa yang ingin kita inginkan di masa depan nanti, tapi ini kok malah sangat membingungkan saya?? Satu sisi saya telah menemukan atau lebih tepatnya menjalani sesuatu yang bisa di bilang akan bisa menjadi ‘kendaraan’ masa depan saya, tapi di satu sisi lagi entah kenapa saya ko merasa berada di lingkungan yang ‘salah’. Banyak hal yang saya rasakan “ini bukan aku”.
Pertarungan dua sisi ini memang kadang nggak begitu saya rasakan, terutama di saat-saat dimana saya terlalu disibukan oleh pekerjaan. Dan kebetulan malam ini saya sedang sendiri, sekarang yang sedang saya pikirkan adalah bagaimana cara agar saya bisa mengabaikan semua ini dan harus tetap menjadi pribadi yang cemerlang walaupun di tempat yang keruh sekalipun. Mungkinkah ini karena saya berasal dari suatu desa terpencil dimana orang-orangnya adalah sama, satu ras, satu agama bahkan satu pandangan untuk bahkan di bidang apapun. Sedangkan di sini saya harus bergaul dengan lingkungan yang urban.
Tujuan utama atau boleh di bilang impian saya adalah “kebahagiaan untuk keluarga” setiap hari semakin terasa saja desakan untuk secepat mungkin mewujudkan impian itu. Karena memang saya di lahirkan dari keluarga yang kurang mampu, bahkan hingga saya sekarang kini 23 tahun keadan itu belum juga berubah. Keadaan keluarga saya sekarang sama persis dengan keadaan 23 tahun yang lalu, tidak ada yang berubah. Rumah yang sederhana yang sampai sekarang atapnya yang memang sudah ada rencana di perbaiki tapi tidak kunjung di laksanakan, sebuah motor vespa yang sangat di banggakan ayah saya, pekerjaan ayah yang sudah di kerjakan bahkan dari sebelum saya di lahirkan dan semua rutinitas yang tidak pernah berubah yang mungkin tidak akan pernah berubah. Mungkin keadaan seperti itu tidak akan pernah berubah sampai kapanpun.
Dan sekarang saya sudah 23 tahun, umur yang sudah terbilang cukup dewasa untuk menentukan sikap bahkan bisa di bilang hampir terlambat. Tapi dengan tekad yang bulat saya yakin suatu saat nanti saya bisa merubah semua ketidaknyamanan yang selama ini di rasakan oleh keluarga saya. Dengan tekad kerja keras dan keinginan yang kuat saya berusaha semampu saya, karena saya tahu kesuksesan adalah hak semua orang tanpa kecuali. Sebenarnya saya sudah memulai menata mental saya sejak beberapa tahun yang lalu akan tetapi saya merasa tidak berada pada tempat yang tepat, banyak sekali faktor-faktor yang tidak mendukung. Karena saya yakin keberhasilan akan datang pada orang yang tepat yang berada di tempat yang tepat pula.
Pencarian saya sekarang adalah mencari tempat yang tepat untuk saya bertumbuh. Walaupun sepenuhnya saya menyadari tidak ada sesuatu yang tidak ada resikonya. Tempat saya tinggal sekarang bisa di bilang lebih baik dari tempat asal saya, artinya di sini saya bisa setidaknya mempunyai penghasilan. Bukankah berapapun penghasilan yang kita dapatkan sekarang itu bukan standar bagi diri kita??? Ya itu hanya penghasilan kita dan bukan nilai untuk diri kita yang sebenarnya, karena besarnya diri kita di nilai berdasarkan seberapa besar mimpi dan seberapa berkomitmen kita untuk mewujudkannya...
Pertarungan dua sisi ini memang kadang nggak begitu saya rasakan, terutama di saat-saat dimana saya terlalu disibukan oleh pekerjaan. Dan kebetulan malam ini saya sedang sendiri, sekarang yang sedang saya pikirkan adalah bagaimana cara agar saya bisa mengabaikan semua ini dan harus tetap menjadi pribadi yang cemerlang walaupun di tempat yang keruh sekalipun. Mungkinkah ini karena saya berasal dari suatu desa terpencil dimana orang-orangnya adalah sama, satu ras, satu agama bahkan satu pandangan untuk bahkan di bidang apapun. Sedangkan di sini saya harus bergaul dengan lingkungan yang urban.
Tujuan utama atau boleh di bilang impian saya adalah “kebahagiaan untuk keluarga” setiap hari semakin terasa saja desakan untuk secepat mungkin mewujudkan impian itu. Karena memang saya di lahirkan dari keluarga yang kurang mampu, bahkan hingga saya sekarang kini 23 tahun keadan itu belum juga berubah. Keadaan keluarga saya sekarang sama persis dengan keadaan 23 tahun yang lalu, tidak ada yang berubah. Rumah yang sederhana yang sampai sekarang atapnya yang memang sudah ada rencana di perbaiki tapi tidak kunjung di laksanakan, sebuah motor vespa yang sangat di banggakan ayah saya, pekerjaan ayah yang sudah di kerjakan bahkan dari sebelum saya di lahirkan dan semua rutinitas yang tidak pernah berubah yang mungkin tidak akan pernah berubah. Mungkin keadaan seperti itu tidak akan pernah berubah sampai kapanpun.
Dan sekarang saya sudah 23 tahun, umur yang sudah terbilang cukup dewasa untuk menentukan sikap bahkan bisa di bilang hampir terlambat. Tapi dengan tekad yang bulat saya yakin suatu saat nanti saya bisa merubah semua ketidaknyamanan yang selama ini di rasakan oleh keluarga saya. Dengan tekad kerja keras dan keinginan yang kuat saya berusaha semampu saya, karena saya tahu kesuksesan adalah hak semua orang tanpa kecuali. Sebenarnya saya sudah memulai menata mental saya sejak beberapa tahun yang lalu akan tetapi saya merasa tidak berada pada tempat yang tepat, banyak sekali faktor-faktor yang tidak mendukung. Karena saya yakin keberhasilan akan datang pada orang yang tepat yang berada di tempat yang tepat pula.
Pencarian saya sekarang adalah mencari tempat yang tepat untuk saya bertumbuh. Walaupun sepenuhnya saya menyadari tidak ada sesuatu yang tidak ada resikonya. Tempat saya tinggal sekarang bisa di bilang lebih baik dari tempat asal saya, artinya di sini saya bisa setidaknya mempunyai penghasilan. Bukankah berapapun penghasilan yang kita dapatkan sekarang itu bukan standar bagi diri kita??? Ya itu hanya penghasilan kita dan bukan nilai untuk diri kita yang sebenarnya, karena besarnya diri kita di nilai berdasarkan seberapa besar mimpi dan seberapa berkomitmen kita untuk mewujudkannya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar